Cara Memilih Baju Gunung

Cara Memilih Baju Gunung untuk Pendakian di Indonesia

Baju untuk pendakian tentunya berbeda dengan baju yang dipakai sehari-hari. Hal ini karena adanya perbedaan tingkat aktivitas dan kondisi lingkungan sekitar. Penting bagi kita untuk mempelajari cara memilih dan menggunakan baju outdoor atau baju gunung yang sesuai untuk pendakian di Indonesia agar petualangan tetap aman, nyaman, dan menyenangkan.

1. Pilih Baju yang Tertutup

Indonesia adalah negara tropis dengan kondisi alam yang hangat dan lembab. Kondisi ini menyebabkan flora dan fauna tumbuh dengan subur, termasuk hewan parasit. Mulai dari lintah, nyamuk penyebab malaria, hingga hewan mikroskopik mematikan penyebab radang otak seperti Naegleria fowleri bisa saja ditemui. Pastikan Sobat menggunakan baju yang tertutup untuk menghindarkan diri dari gigitan serangga dan gangguan parasit.

2. Gunakan Baju Berwarna Terang dan Mencolok (High Visibility Clothing)

Hutan di Indonesia adalah hutan hujan tropis dengan vegetasi yang rapat. Sebisa mungkin gunakan baju berwarna terang / cerah dan hindari warna-warna gelap. Baju berwarna terang juga memudahkan pencarian jika Sobat tersesat di alam. Jika memang ingin menggunakan baju berwarna gelap, sebaiknya dilengkapi dengan pemantul cahaya atau light reflector untuk faktor keamanan.

3. Gunakan Pakaian dengan Bahan yang Kuat atau Durable

Masih terkait dengan kondisi hutan hujan tropis bervegetasi rapat, pastikan pakaian yang digunakan terbuat dari bahan yang durable agar tidak mudah rusak atau robek terkena gesekan saat menembus hutan.

Pembuatan jaket gunung komunitas pendaki - B-ORI ADVERTISING & KONVEKSI
Bikin jaket gunung komunitas untuk kelompok kamu yang sering naik gunung bareng. Buat jaket di B-Ori Advertising cuma bikin jumlah dikit bisa lho! Mulai 12 pcs aja kamu udah bisa punya jaket custom untuk komunitas kamu!
4. Gunakan Pakaian dari Bahan yang Direkomendasikan untuk Kegiatan Outdoor dan Petualangan

Tingkat kelembaban yang tinggi memperbesar kemungkinan turunnya hujan selama pendakian. Baju yang basah, udara dingin, dan angin kencang, bisa memicu hipotermia. Persiapan yang baik seperti menyediakan baju ganti serta perbekalan yang cukup bisa menghindarkan kita dari hipotermia. Namun kita juga perlu mempertimbangkan kemungkinan terburuk. Bisa saja tidak sengaja seluruh pakaian basah, tersesat, atau kehilangan akses terhadap baju ganti dan perbekalan. Pada kondisi survival seperti ini karakter bahan dari baju yang digunakan saat itu bisa menjadi krusial.

Jangan Pakai Baju Katun ke Gunung

Aturan nomor satu untuk baju gunung adalah jangan pakai pakaian berbahan katun! Pada kondisi lingkungan panas dan tingkat aktivitas normal, kaos katun, denim, dan jeans mungkin nyaman digunakan. Tapi lain halnya saat mendaki gunung, katun merupakan bahan yang sebaiknya dihindari. Di negara-negara subtropis bahkan ada istilah “Cotton Kills” atau katun bisa membunuhmu. 

Mengapa Baju Katun Berbahaya Jika Dipakai ke Gunung?

Pada kondisi cuaca panas, air dari baju katun bisa menguap dengan bantuan panas radiasi matahari. Namun saat mendaki gunung, ada penurunan suhu lingkungan sekitar 6.4°C per 1000 meter ketinggian. Pada kondisi dingin seperti ini, air yang terperangkap dalam serat kain lebih sulit untuk menguap dan terus menyerap panas dari tubuh kita. Belum lagi ditambah dengan angin kencang dan cuaca yang tidak menentu, memakai baju katun dan jeans ke gunung bukan ide bagus, malah bisa melipatgandakan risiko hipotermia (Baca tentang hipotermia disini).

Katun terdiri dari serat selulosa yang berasal dari tanaman. Bahan ini sangat hidrofilik dan menyerap air. Katun bahkan bisa menyerap air sebanyak 27x lipat bobot nya (gizmodo.com). Denim dan jeans juga serupa. Sobat pasti pernah merasa keberatan saat mengangkat jeans yang basah kan? Hal ini disebabkan oleh banyaknya air yang terperangkap dalam serat kain. Simak video berikut tentang perbandingan performa pakaian outdoor dan pakaian bahan katun pada kondisi dingin, dalam hal ini jeans.

Bahan Baju yang Direkomendasikan dan Yang Sebaiknya Dihindari

Lalu baju dengan bahan seperti apa yang direkomendasikan untuk pendakian? Banyak hal yang bisa dipelajari dari alam. Mulai dari hal rumit seperti membuat pesawat terbang, sampai hal sederhana seperti menentukan bahan yang sesuai untuk dipakai di suhu dingin. Hewan yang habitatnya di tempat bersuhu dingin rata-rata memiliki bulu tebal menutupi tubuhnya. Contohnya domba merino. Bulu domba merino yang disebut dengan wool, memiliki sifat menahan panas, relatif anti bakteri dan anti bau. Oleh karena itu, untuk bepergian ke tempat bersuhu dingin, wool adalah primadona yang disukai.

Karakter Bahan dan Pemeringkatannya Jika Digunakan untuk Pembuatan Baju Outdoor atau Baju Gunung
Karakter Bahan dan Pemeringkatannya Jika Digunakan untuk Pembuatan Baju Outdoor atau Baju Gunung
(Sumber: en.montbell.jp)

Akan tetapi wool mahal harganya. Sehingga sebagai alternatif, saat ini banyak orang beralih ke bahan sintetik yang disebut dengan polyester. Harga baju gunung bahan polyester relatif lebih murah dan mudah ditemukan. Namun kemampuan bahan polyester untuk menahan panas lebih rendah daripada wool. Sehingga polyester lebih cocok  dipakai ke gunung yang tidak terlalu tinggi dengan suhu yang tidak terlalu ekstrim.  Jika Sobat ingin mendaki gunung yang tidak terlalu tinggi di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia, serta memiliki budget terbatas, bahan sintetik seperti polyester bisa menjadi opsi yang bagus. Pilihan lain adalah bahan yang terbuat dari serat akrilik, polyvinyl chloride (PVC), dan polypropylene (PP). Adapun bahan yang harus dihindari adalah katun, nylon, dan rayon.

5. Gunakan Sistem Lapis atau Layering Pakaian yang Benar

Berbeda dengan kondisi sehari-hari dimana kita cukup memakai satu lapis pakaian, di gunung kita perlu memakai beberapa lapis pakaian untuk menciptakan insulasi dan mencegah lepasnya panas tubuh ke lingkungan. Dalam sistem layering baju outdoor dikenal tiga tipe lapisan yaitu base layer, mid layer, dan shell atau outer layer. Kita perlu mempelajari tata cara pemilihan base layer, mid layer, dan outer layer yang benar agar sistem insulasi yang dibuat cukup untuk menghangatkan namun tidak berlebihan sehingga menimbulkan overheating. Panas berlebih malah memicu pelepasan keringat lebih banyak dan pakaian lebih cepat basah. 

Mengenal Lapisan Baju Outdoor
Base Layer

Base layer merupakan lapisan pakaian yang kontak langsung dengan kulit. Tentunya harus bisa mengangkat keringat dari permukaan kulit, cepat kering, dan sebisa mungkin tidak mudah bau. Berbeda dengan katun yang menyerap air dengan cara memerangkapnya dalam struktur selulosa, serat sintetis tidak banyak menyerap air melainkan menyalurkannya ke permukaan luar pakaian melalui mekanisme penyerapan kapiler. Sifat hidrofobiknya ini membuat air lebih mudah untuk dilepas dan menguap. Base layer dari bahan wool dan polyester bisa menjadi pilihan yang baik. Wool lebih baik menahan panas daripada polyester, sehingga lebih cocok digunakan pada kondisi yang lebih dingin.

Mid Layer

Lapisan ini berfungsi untuk memberikan efek insulasi menahan panas tubuh. Sejumlah bahan yang biasa digunakan seperti bulu angsa (down), wool, dan bahan sintetik seperti polyester (dacron). Untuk kondisi sangat dingin bisa digunakan wool dan bulu angsa sementara untuk suhu yang tidak terlalu dingin bisa digunakan polyester. Bulu angsa sangat hangat dipakai dan bisa menghemat tempat karena compressible. Akan tetapi kurang efektif di kondisi lembab dan basah. Bahan ini lebih cocok digunakan di iklim yang dingin dan kering. Sementara polyester meskipun lebih bulky dan memakan tempat, lebih bisa diandalkan di iklim yang lembab. Selain itu harganya juga lebih murah.

Outer Layer atau Shell atau Lapisan Luar

Terdapat dua jenis lapisan luar yaitu hard shell (lapisan keras) dan soft shell (lapisan lembut). Pemilihan bahan lapisan luar ini tergantung dari kondisi lingkungan. Hard shell memberikan perlindungan yang lebih baik daripada soft shell terhadap angin (windproof) dan air / kelembaban (waterproof). Akan tetapi ada faktor yang harus dikorbankan saat memakai hard shell yaitu gerakan tubuh menjadi kurang bebas atau kurang dinamis. Pakaian dengan hard shell juga lebih memakan tempat.

Oleh karena itu pakaian dengan hard shell lebih cocok dipakai ke lingkungan yang dingin dan lembab. Sementara pakaian dengan soft shell lebih cocok untuk aktivitas luar ruang di cuaca relatif hangat atau cuaca yang dingin namun cenderung kering.

Memilih base layer, mid layer, dan outer layer memang agak tricky. Karena itu Penjelajah sudah menyiapkan cheat sheet sebagai acuan sederhana untuk memudahkan Sobat Penjelajah memilih lapisan pakaian outdoor.

Panduan Memilih Lapisan Baju Outdoor Berdasarkan Kondisi Lingkungan yang Dituju
(Sumber : myopencountry.com)

Demikian tips singkat mengenai cara memilih baju yang cocok untuk dipakai berkegiatan outdoor terutama pendakian. Semoga bermanfaat untuk menambah referensi mu ya Sobat 🙂

Salam Cerdas Berpetualang!

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments