Obat Anti Nyamuk

Malaria dan Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Traveling

Penyakit malaria pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. yang terinfeksi oleh kuman atau hewan parasit sel tunggal yang disebut plasmodium. Terdapat empat jenis plasmodium yaitu, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. Nyamuk anopheles umumnya mengigit pada malam hari. Jika seekor nyamuk anopheles betina menggigit seseorang yang terinfeksi malaria, maka nyamuk tersebut membawa kuman plasmodium dan menularkannya kepada orang lain ketika menggigit orang tersebut. Berikut Penjelajah paparkan mengenai penyakit malaria dan hal yang harus diperhatikan sebelum traveling ke daerah endemik malaria.

Gejala Malaria

Ketika plasmodium memasuki darah, ia akan dengan cepat tersebar dan menginfeksi sel-sel darah merah manusia. Sel darah merah yang terinfeksi akan pecah setiap 48-72 jam. Kemudian suhu tubuh akan meningkat, menggigil, dan berkeringat. Gejala lain yang ditimbulkan beragam, mulai dari sakit kepala, mual-muntah, diare dan nyeri otot, pucat, nyeri pada perut bagian kanan atas, hingga penurunan kesadaran, oligouria, dan kejang.

Indonesia Merupakan Negara dengan Banyak Daerah Endemik Malaria

Iklim Indonesia yang tropis dengan suhu hangat dan genangan air, baik tawar maupun payau merupakan tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk ini, sehingga di Indonesia masih terdapat daerah endemik malaria. Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan pada 2017, dari jumlah 514 kabupaten/kota di Indonesia, 266 (52%) di antaranya wilayah bebas malaria, 172 kabupaten/kota (33%) endemis rendah, 37 kabupaten/kota (7%) endemis menengah, dan 39 kabupaten/kota (8%) endemis tinggi. Situasi malaria di Indonesia menunjukkan masih terdapat 10,7 juta penduduk yang tinggal di daerah endemis menengah dan tinggi malaria. Daerah tersebut terutama meliputi Papua, Papua Barat, dan NTT.

Peta endemisitas malaria di Indonesia tahun 2016
Peta endemisitas malaria di Indonesia tahun 2016

sumber: malaria.id

Untuk mencegah penularan malaria, pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai program, misalnya tes darah massal dan memberikan obat anti malaria dan kelambu berinsektisida secara gratis di daerah endemik malaria seperti di wilayah perdesaan di Papua dan Nusa Tenggara. Namun kamu juga tetap perlu melakukan pencegahan pribadi.

Hal yang Harus Diperhatikan dan Pencegahan (Profilaksis) Malaria

Jika kamu akan melakukan traveling ke daerah endemik malaria, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan agar terhindar dari penyakit ini. Kamu perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, mengendalikan populasi nyamuk dan penggunaan kemoprofilaksis atau obat-obatan untuk mencegah malaria.

1. Menghindari Gigitan Nyamuk

Menghindari gigitan nyamuk adalah cara yang paling penting untuk mencegah penularan malaria. Selama kamu berada di lokasi endemik, gunakanlah kelambu saat tidur. Penggunaan insektisida atau obat anti nyamuk juga disarankan. Singkirkan genangan air di sekitar tempat kamu menginap. Jika terpaksa harus keluar malam hari atau memang beraktivitas di luar ruangan, gunakanlah baju lengan panjang atau pakaian yang menutupi tubuh. Disarankan pula untuk menggunakan lotion anti nyamuk.

2. Kemoprofilaksis

Selain itu terdapat kemoprofilaksis atau obat-obatan yang digunakan sebagai terapi profilaksis (pencegahan) malaria ketika kamu bepergian ke daerah endemik malaria. Kemoprofilaksis bersifat sebagai pencegahan, tidak dapat menjamin bahwa kamu pasti tidak akan terkena malaria. Salah satu contoh kemoprofilaksis adalah doksisiklin, diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama kamu berada di daerah endemis, sampai empat minggu setelah kembali pulang. Konsumsi selama empat minggu terakhir ini dilakukan sebagai antisipasi masa inkubasi parasit plasmodium.

Selain doksisiklin terdapat kemoprofilaksis lain seperti atovaquone-proguanil dan primakuin, atau meflokuin dan klorokuin yang penggunaannya hanya satu kali per minggu. Obat-obatan ini dapat diberikan selama maksimal enam bulan.

Kemoprofilaksis menggunakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras yang menimbulkan efek samping yang beragam seperti mual. Kamu harus berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsinya. Dokter dapat menentukan pilihan jenis obat yang tepat yang sesuai tubuh kamu dan daerah endemik yang dituju.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments