Olah Raga Alam Bebas (ORAB) menurut istilah berarti olah raga yang dilakukan di luar ruangan atau di alam terbuka. Di Indonesia, kita sudah sering mendengar tentang pendakian gunung (hiking/mountain climbing), arung jeram (white water rafting), panjat tebing (rock climbing), susur goa (caving), bersepeda gunung (mountain biking), selam (diving), selancar (surfing), dan lain-lain. Kali ini kami akan membahas mengenai pengenalan pendakian gunung.
UPDATE 8 DESEMBER 2019:
Penambahan tautan dan sematan (embed) langsung ke artikel terkait, dengan sedikit perbaikan penataan (layout) agar lebih mudah dibaca.
Dalam pendakian gunung, ada beberapa istilah yang sering kita dengar yang juga digunakan dalam percakapan sehari-hari di Indonesia seperti hiking, trekking, dan mountaineering. Di Amerika dan Inggris, istilah hiking digunakan untuk kegiatan berjalan kaki di suatu jalur di alam bebas untuk tujuan rekreasi sehari (one day recreation). Sementara untuk yang lebih dari satu hari sering disebut backpacking. Meskipun saat ini, makna backpacking telah menjadi lebih luas.
Ilustrasi: Hiking |
Di Inggris, istilah pendakian gunung lebih dikenal sebagai rambling, yang berasal dari organisasi pendaki Ramblers. Ada lagi istilah bushwhacking, yaitu untuk hiking yang ‘di luar jalur’, yang biasanya menembus semak belukar dan hutan yang lebat. Sedangkan di Australia bushwhacking lebih dikenal sebagai bushwalking, dan di Selandia Baru lebih dikenal dengan istilah tramping. Trekking, lebih dikenal sebagai pendakian pada area gunung di India, Pakistan, Nepal, Amerika Utara & Selatan, Iran, Afrika Timur.
Istilah mountaineering lebih tepat digunakan untuk pendakian gunung berbatu dan bersalju yang membutuhkan teknik dan peralatan yang khusus. Seringkali mountaineering adalah kombinasi antara teknik pendakian es, panjat tebing dan ski.
Tergantung medan pegunungan yang ditempuh, aktivitas pendakian gunung ada yang dapat dilakukan orang awam dan ada pula yang membutuhkan keahlian khusus dan latihan terlebih dahulu. Pendakian gunung dengan jalur yang jelas dan pengelolaan yang baik dapat dilakukan tanpa membutuhkan keahlian khusus. Untuk pendakian gunung yang masih liar atau untuk tujuan penjelajahan dan ekspedisi, keahlian seperti navigasi dan bertahan hidup (survival) sangat dibutuhkan.
Tujuan orang ke gunung bermacam-macam, ada yang naik gunung untuk tujuan olahraga membakar kalori dan latihan fisik hingga ada juga yang mendaki gunung untuk relaksasi dan meditasi. Hiking dengan berat beban rata-rata dapat membakar paling sedikit 413-651 kalori per jam (sumber: NutriStrategy). Hiking juga dapat meningkatkan kapasitas paru-paru dan meningkatkan kemampuan otot kaki, tangan dan perut.
Baca Artikel Terkait
Selain kebaikan bagi fisik, hiking juga mampu memberikan relaksasi dan inspirasi. Banyak filsuf yang membuat karya besarnya di gunung. Bayangkan, berada di area pegunungan dengan pepohonan hijau, dalam udara segar dan wangi tumbuh-tumbuhan. Begitu damai dan menentramkan, sangat cocok untuk berkontemplasi dan membuat karya tulisan atau karya seni lainnya. Selain itu, hiking dan camping di gunung telah terbukti memberikan rasa senang dan meredakan stress bagi yang telah mengalami kesibukan dan hiruk-pikuk perkotaan.
Apa pun tujuannya, gunung seolah mampu menjadi tempat kembali yang sempurna bagi manusia. Ketenangan yang hakiki. Jadi, apakah sudah merencanakan perjalananmu ke gunung?
Dani Keliat adalah seorang entrepreneur yang suka berpetualang dan menulis. Aktif di organisasi pecinta alam saat di kampus dulu, Dani telah terlatih dalam kemampuan olah raga alam bebas khususnya arung jeram, gunung-hutan, dan keahlian bertahan hidup di alam bebas.
Sebagai founder dan CEO Penjelajah, dan juga perusahaan lain di bidang wisata minat khusus yang memfasilitasi petualangan dan ekowisata, Dani telah terbiasa mengelola perjalanan, serta sering menjadi pemandu arung jeram (river guide/skipper) dan pemandu gunung (mountain guide).