Kebun Raya Mangrove, Surabaya

Pembiakan Kunang-Kunang di Kebun Raya Mangrove Surabaya

Pengembangan Kawasan Konservasi Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) tidak hanya sekedar berfokus pada pelestarian keanekaragaman hayati. Pemkot Surabaya akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu, Jepang, untuk pengembangbiakan satwa serangga kunang-kunang. Keberadaan kunang-kunang merupakan indikator kualitas udara dan air yang baik di kebun raya.

Foto utama: GoodNewsFromIndonesia.id

Beberapa rencana sedang disiapkan untuk pengembangan area Kebun Raya Mangrove tahun depan. Di antaranya, pengembangan fisik kawasan dan penambahan jenis flora dan fauna. Sejumlah pihak digandeng untuk pelaksanaan proyek tersebut. Salah satunya Kitakyushu. Sebuhan kota di Prefektur Fukuoka, Jepang, yang merupakan sister city Kota Surabaya sejak tahun 2012. Kerjasama yang dijalin antara dua kota ini meliputi banyak bidang termasuk pendidikan, kebudayaan, dan lingkungan hidup.

Salah satu kerjasama antara Surabaya dan Kitakyushu yang terkait dengan Kebun Raya Mangrove ini yaitu pengembangan habitat kunang-kunang yang berlokasi di sepanjang pantai timur mulai dari Wonorejo, Medokan Sawah, hingga Gunung Anyar.

“Nanti, ada penelitian untuk mengembangbiakkan serangga itu,’’ kata Ivan Wijaya yang merupakan Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.

Pada tahun 2018 lalu, peneliti dari Kitakyushu Jepang berkunjung ke Ekowisata Mangrove Wonorejo. Para peneliti tersebut meninjau kondisi lingkungan sekitar, termasuk potensi pengembangan tanaman yang akan hidup di sepanjang aliran sungai tersebut.

Kunang-kunang menjadi pilihan sebab habitatnya yang tidak sembarangan. Serangga yang mengeluarkan cahaya dalam kondisi gelap itu hidup di tempat yang memiliki kualitas lingkungan baik, sehingga hal ini akan memacu untuk menjaga lingkungan tetap baik.

Pada lokasi yang dimana di tempat tersebut ditemukan kunang-kunang hidup, maka tempat tersebut dapat dipastikan memiliki kualitas perairan yang baik dan udara yang bersih. Hal ini yang sedang diusahakan dan dicapai Surabaya. Di Kitakyushu sendiri kunang-kunang telah mampu menjadi agenda wisata yang menarik, yaitu acara pelepasliaran serangga tersebut ke alam.

Di samping itu, Kitakyushu juga akan membantu penyuluhan lingkungan di sekitar lokasi tersebut. Terutama kepada masyarakat di sekitar kawasan pengembangan, agar mengerti cara menjaga lingkungan di sana.

Selain bermitra dengan Kota Kitakyushu, kerja sama juga dilakukan dengan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI). Lembaga tersebut akan membantu dalam penambahan varietas baru di sana. Tambahan varietas bibit dan tanaman tersebut akan melengkapi 22 spesies koleksi yang saat ini telah ada. Di seluruh Indonesia, ada total 37 jenis mangrove. Dengan begitu, Kebun Raya Mangrove di Surabaya bakal memiliki koleksi terlengkap.

Jembatan Gantung Tinggal Tahap Akhir Penyelesaian

Penambahan fasilitas penunjang untuk wisatawan di Kebun Raya Mangrove juga dilakukan. Salah satu yang segera selesai dan dapat dinikmati wisatawan adalah jembatan gantung yang menghubungkan dua kawasan konservasi tersebut. Saat ini pengerjaan jembatan gantung tersebut telah pada tahap akhir penyelesaian.

Jembatan tersebut menghubungkan dua sisi Kebun Raya yaitu Gunung Anyar dan Medokan Sawah. Desain yang dipilih memang sengaja berupa jembatan gantung. Hal ini bertujuan agar pengunjung dapat merasakan sensasi yang berbeda saat berdiri di jembatan tali itu. Selain itu, aktivitas nelayan yang tiap hari berlalu-lalang di sungai itu juga menjadi alasan pemilihan desain jembatan gantung agar tidak memerlukan tiang di tengah jembatan yang tentunya dapat mengganggu mobilitas nelayan. Tiang jembatan gantung cukup berada di sisi kiri dan kanan badan sungai.

Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya menyebutkan bahwa akses jembatan selebar 1 meter tersebut mampu menahan beban hingga 20 orang. Namun demi keamanan, jumlahnya dibatasi hanya boleh 6 orang sekali jalan.

Saat ini beberapa fasilitas di sana juga sudah bisa digunakan pengunjung. Misalnya, jogging track yang telah selesai. Hanya, masih ada proses penambahan kelengkapan seperti pagar pengaman. ”Pengunjung paling ramai saat akhir pekan. Sudah banyak yang tahu lokasi ini,” ujar Ani, salah seorang petugas di Kebun Raya Mangrove.

Sumber: JawaPos.com

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments