Pada umumnya, destinasi gunung selalu padat pengunjung saat momentum 17 Agustus, termasuk pula Gunung Gede – Pangrango. Namun demikian, ‘tujuhbelasan’ tahun ini semua jalur pendakian Gunung Gede – Pangrango ditutup karena beberapa alasan iklim.
Sebagaimana dilansir dari pengumuman resmi di situs web dan media sosialnya, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) mengumumkan bahwa pendakian Gunung Gede – Pangrango akan ditutup selama 10 hari, yaitu pada tanggal 12 – 21 Agustus 2019.
Alasan penutupan pendakian ini diumumkan dalam surat edaran nomor SE.806/BBTNGGP/BIDTEK/Tek.P2/6/2019. Berdasarkan prakiraan musim kemarau tahun 2019 oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dinyatakan bahwa puncak musim kemarau di Pulau Jawa terjadi pada bulan Agustus. Secara khusus, puncak kemarau bulan Agustus tersebut akan meliputi wilayah Kabupaten Cianjur, Sukabumi, dan Bogor. Oleh karena itu, prediksi iklim yang dikeluarkan oleh BMKG ini ditindaklanjuti BBTNGGP dengan menutup jalur pendakian Gunung Gede – Pangrango untuk mengantisipasi kondisi kekeringan dan potensi kebakaran. Dengan sudah bermulainya musim kemarau, beberapa tumbuhan di kawasan TNGGP dilaporkan sudah mulai mengalami kekeringan akibat kenaikan suhu udara sehingga rentan terjadi kebakaran.
Lebih lanjut, Kepala BBTNGGP Wahju Rudianto menjelaskan bahwa penutupan pendakian ini selain sebagai langkah antisipasi kebakaran hutan, juga untuk tujuan pengamanan kawasan dan dilakukannya operasi bersih.
Saat ini, di tiap pintu masuk jalur pendakian Gunung Gede – Pangrango sudah dipasangi spanduk yang berisi pengumuman penutupan jalur pendakian selama 10 hari, agar diketahui pendaki. Selain itu, penutupan pendakian ini juga diumumkan di beberapa media sosial agar diketahui khalayak umum.
Selama waktu penutupan jalur pendakian, BBTNGGP akan mengisi jadwal dengan beberapa kegiatan, salah satunya yaitu kegiatan operasi bersih Gunung Gede – Pangrango yang akan melibatkan seluruh petugas BBTNGGP dan relawan.
