Operasi Search and Rescue (SAR) terhadap Thoriq Riski Maulidan, siswa salah satu SMP di Bondowoso, yang dinyatakan hilang di Bukit Piramid Pegunungan Argopuro, sedang berlangsung. Pencarian dipimpin langsung oleh Tim Basarnas Jember dibantu oleh BPBD, BNPB, dan para relawan yang terdiri dari Komunitas Pecinta Alam, Pramuka, dan Mahasiswa.
Berdasarkan keterangan Jefry, Komandan Tim Basarnas Pos SAR Jember, ada sekitar enam anggota Pos SAR Jember yang diterjunkan dalam operasi pencarian atau penyisiran di Bukit Piramid Pegunungan Argopuro. Operasi SAR dilakukan dengan membagi personil dan relawan dalam beberapa tim. Tim melakukan pergerakan mulai dari posko pada hari pertama hingga ke titik dimana korban diduga hilang.

Foto: Times Indonesia
Jefry menyebutkan bahwa lokasi penyisiran tergolong medan sulit atau sangat curam. Oleh sebab itu, setiap tim akan dibekali peralatan mountaineering, atau peralatan pendakian gunung medan sulit dan pemanjatan berupa tali kernmantel, carabiner, dan lain-lain.
“Ada dua kemungkinan (yang terjadi pada korban). Satu, korban terjatuh; dua, korban tersesat,” pungkas Jefry sebagaimana dilansir dari Times Indonesia.


Selanjutnya Jefry juga menjelaskan bahwa selama proses pencarian korban, pendakian ke Bukit Piramid Pegunungan Argopuro ditutup sementara demi efektivitas dan fokus operasi SAR.
Kronologi Berdasarkan Keterangan Teman Korban
Menurut Pungky, salah seorang teman korban yang mendaki bersamanya, Thoriq hilang setelah sebelumnya mereka melewati kabut tebal. Pungky, Thoriq, dan Riski sempat terhadang kabut tebal ketika turun pada hari Minggu (23 Juni 2019) sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka turun setelah membatalkan rencana berburu sunset.
“Awalnya kami berencana berburu sunset. Tapi karena muncul kabut tebal, kami langsung turun,” kata Pungky saat dimintai keterangan di Posko SAR pada hari Senin (24 Juni 2019) sebagaimana dilansir dari Detik News.
Ia turun bersama Riski dan Thoriq. Sementara teman mereka seorang lagi, Syafril, tidak ikut naik bersama mereka karena merasa tidak kuat dan menunggu di bawah.
“Kami bertiga: saya, Thoriq, dan Riski. Syafril menunggu di bawah. Sewaktu kami turun, kabutnya memang sangat tebal,” jelas Pungky.
Saat perjalanan turun, Pungky dan Riski mengikuti Thoriq yang berada paling depan. Ketika sampai pada sisi yang memiliki medan curam, Pungky dan Riski sempat bertanya pada Thoriq mengenai arah perjalanan.
“Saya sempat bertanya (kepada Thoriq), jalannya lewat mana. Dia jawab, agar ngikutin jalur kiri. Di situ kami bertiga sempat jatuh terpeleset, tapi berhasil pegangan ke rumput,” terang Pungky yang baru lulus SMP.
Dikarenakan Riski tertinggal di belakang, jelas Pungky, ia memperlambat langkah untuk menunggu Riski. Sedangkan Thoriq melanjutkan perjalanan. Ternyata Pungky dan Riski tiba duluan di bawah. Begitu sampai di bawah, mereka bertanya pada Syafril tentang keberadaan Thoriq. Namun Syafril mengatakan bahwa Thoriq belum tiba.
Mereka lalu memutuskan untuk menunggu Thoriq sambil berteriak memanggil namanya. Sampai pukul 17.30 WIB Thoriq tak juga muncul, mereka akhirnya memberi kabar tentang kejadian itu pada keluarga Thoriq.
UPDATE: 30 Juni 2019 (Pencarian Hari Ketujuh)
Sampai hari ini tanggal 30 Juni 2019, berdasarkan informasi dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Badan SAR Nasional (Basarnas), sebagaimana Penjelajah lansir dari Simasda Basarnas, Thoriq masih belum ditemukan dan dalam proses pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

Menurut informasi dari Simasda Basarnas, pada hari pencarian ketujuh ini tim SAR Gabungan yang dikerahkan di lapangan terdiri dari Basarnas Pos SAR Jember (5 personil), BPBD Bondowoso (8 personil), Yonif Raider 514 Bondowoso (9 personil), SAR OPA (5 personil), RAPI Bondowoso (10 personil), ORARI Bondowoso (10 personil), Polres Bondowoso (7 personil), Koramil Curahdami (5 personil), Satgana PMI Bondowoso (2 personil), Gabungan Komunitas Pecinta Alam (60 personil), WANADRI (5 personil).