Erupsi Gunung Bromo

Gunung Bromo Erupsi, Wisata Masih Dibuka

Gunung Bromo erupsi pada Selasa 19 Februari 2019, sangat mengagetkan wisatawan yang sedang berwisata di Bromo. Erupsi yang diberikan keterangannya oleh Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Kementerian Energi Sumber Daya Alam ini, ditandai dengan semburan asap putih dari kawah. Asap mengepul putih kecokelatan dan membumbung tinggi.

“Saya sempat dokumentasikan. Berdasarkan keterangan dari warga aman, erupsi kecil tak masalah,” kata pengunjung Ronny Rusdiansyah.

Saat tersebut ia tengah sedang di Penanjakan. Sebelumnya berkeliling area sekitar Gunung Bromo. Termasuk meneliti pertanian dan wisata desa Wonokitri, Tosari, Pasuruan.

Sepanjang perjalanan, hanya sedikit wisatawan yang ditemui. Pengunjung, katanya, sepi. Cuaca di Bromo tengah berkabut dan disertai hujan.

Meski demikian, wisata Gunung Bromo tetap dibuka seperti biasa. “Kami tetap terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,” kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jhon Kenedie, Selasa 19 Februari 2019.

Berdasarkan laporan hasil monitoring pos pemantauan Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo tak terjadi erupsi yang signifikan. Kondisi cuaca mendung sampai hujan. “Status waspada atau level II,” katanya.

Secara visual angin berembus lemah ke arah timur laut, timur, tenggara dan selatan. Suhu udara antara 12 derajat celsius sampai 20 derajat celsius. Kelembaban udara 0 persen.

Sedangkan asap bertekanan lemah sampai dengan sedang berwarna putih kecokelatan. Intensitas asap tipis sampai dengan sedang. Ketinggian asap yang keluar dari Gunung Bromo memiliki tinggi antara 50 hingga 700 meter.

Sementara terjadi microtreamor dengan amplitudo antara 0,5-1,1 milimeter. Situasi dikatakan aman tetapi pengunjung mesti terus mengamati dan mematuhi petunjuk serta papan pengumuman. Dilarang menghampiri 1 kilometer dari kawah berdasarkan rekomendasi PVMBG.

Di samping itu, petugas diturunkan untuk memantau dan patroli di sekitar tempat wisata. Tujuannya untuk mengawasi agar wisatawan tidak mendatangi kawah dan dapat mengancam keselamatan dan keamanan.

 

Sumber:
    tempo.co (Selasa, 19 Februari 2019 18:30 WIB)
    Reporter: Eko Widianto (Kontributor)
    Editor: Susandijani

 

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments